Ini Dia, Bahan Baju Balap Moto GP
Sejarah Baju Balap
Sejarah baju balap MotoGP mencerminkan evolusi dari perlindungan dasar ke teknologi canggih. Pada awalnya, baju balap hanya menawarkan perlindungan minimal dengan desain yang sederhana. Namun, sejak 1970-an dan 1980-an, perlindungan seperti pelindung punggung dan siku mulai diterapkan, bersama dengan desain yang lebih mencerminkan tim dan sponsor.
Pada 1990-an, baju balap mengalami perubahan besar dengan pengenalan bahan seperti kulit sintetis dan kevlar untuk perlindungan tambahan, serta fitur aerodinamis yang meningkatkan kecepatan dan kestabilan. Kini, baju balap MotoGP menggabungkan material berkualitas tinggi, pelindung karbon, dan teknologi canggih untuk kenyamanan dan keamanan maksimal.
Bahan Baju Balap
Baju balap para rider MotoGP umumnya terbuat dari kulit kangguru, yang terkenal karena ketahanan geseknya yang sangat baik, mencapai sekitar 27 meter. Alpinestars juga menawarkan pilihan tentang menggunakan kulit sapi, yang pernah digunakan oleh juara dunia MotoGP 2007 dan 2012, Casey Stoner. Kulit kangguru memberikan perlindungan superior yang lebih unggul dari bahan lain.
Sebagai perbandingan, bahan kevlar memiliki ketahanan gesek sekitar 7 meter, sementara nilon hanya mencapai 2 meter. Selain itu, baju balap MotoGP mengusung ketebalan 1,2 hingga 1,4 cm untuk memastikan perlindungan maksimal. Sebagai referensi, jaket pengendara motor di jalanan umum biasanya memiliki ketebalan sekitar 0,9 cm.
Syarat Pada Baju Balap
1. Punuk
Punuk yang ada di punggung para pembalap berfungsi untuk melindungi area leher dan punggung. Juga, ‘punuk’ itu merupakan tempat minum yang bervolume sekitar 200 – 300 ml, namun para pembalap jarang menggunakan fitur ini.
2. Berat Baju Balap
Kulit kangguru sebagai bahan utama baju balap MotoGP dinilai lebih tahan lama dan lentur daripada kulit sapi. Menurut MotoGP.com, kulit kangguru juga membuat baju balap lebih ringan, yang sangat penting untuk kenyamanan pembalap saat berkendara.
Berat baju balap MotoGP bervariasi sesuai dengan postur tubuh pembalap. Misalnya, Dani Pedrosa, test rider KTM yang menggunakan Alpinestars, memiliki baju balap seberat 3 kg. Sementara itu, Valentino Rossi, ikon Dainese, memakai baju balap dengan berat 3,5 kg.
3. Airbag
Sejak 2018, Grand Prix mewajibkan semua pembalap mengenakan airbag dalam baju mereka, dan tanpa memandang merk yang mereka gunakan. Airbag tersebut harus melindungi bahu, tulang selangka, dan pinggul rider. Saat ini, hanya Dainese dan Alpinestars yang memiliki teknologi airbag.
Namun, pembalap yang tidak menggunakan baju balap dari kedua merek tersebut tetap bisa memakai airbag. Rider yang tidak memakai produk Dainese atau Alpinestars bisa mengenakan rompi airbag asal dua pabrikan Italia ini.
Kesimpulan
Kesimpulannya, baju balap MotoGP telah berevolusi dari perlindungan dasar menjadi perlengkapan teknologi tinggi yang menawarkan keamanan dan kenyamanan maksimal. Dengan bahan utama kulit kangguru yang tahan lama dan ringan, serta dilengkapi fitur seperti airbag dan pelindung, baju balap ini dirancang untuk melindungi pembalap dari berbagai risiko di lintasan.
Perkembangan ini menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keselamatan dan performa dalam olahraga balap motor.