Peternakan

Cara Fermentasi Jerami Basah untuk Sapi

Cara fermentasi jerami basah untuk sapi adalah solusi praktis bagi peternak yang ingin memberikan pakan berkualitas dengan biaya lebih efisien. Fermentasi ini tidak hanya meningkatkan kandungan nutrisi dalam jerami, tetapi juga membuatnya lebih mudah di cerna oleh sapi. Dengan pakan yang lebih baik, sapi bisa tumbuh lebih sehat dan produktif tanpa harus bergantung pada hijauan segar yang kadang sulit di dapat.

Proses fermentasi jerami basah cukup sederhana dan bisa di lakukan dengan bahan yang mudah di temukan. Selain mengurangi limbah jerami yang terbuang, metode ini juga membantu peternak menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun. Yuk, simak langkah-langkahnya agar sapi tetap mendapatkan asupan yang bergizi dan berkualitas!

Langkah Pembuatan Fermentasi Jerami Basah untuk Sapi

cara fermentasi jerami basah

Fermentasi jerami basah adalah salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pakan. Proses ini membantu meningkatkan kadar protein dan memperpanjang masa simpan jerami, sehingga lebih bernutrisi dan mudah dicerna oleh ternak.

Bagi peternak, metode ini bisa menjadi solusi hemat dan praktis untuk menyediakan pakan berkualitas sepanjang tahun. Berikut adalah langkah pembuatan fermentasi jerami basah untuk sapi yang bisa Anda coba.

1. Menyiapkan Bahan dan Alat

Siapkan terlebih dahulu jerami basah, molase atau tetes tebu, dedak padi, dan probiotik EM4 sebagai bahan utama. Jerami basah bisa berasal dari sisa panen atau jerami yang terkena hujan.

Anda bisa menggunakan mesin pencacah jerami untuk memotong jerami menjadi ukuran lebih kecil agar lebih mudah di fermentasi. Siapkan juga wadah seperti drum, plastik terpal, atau lubang tanah berlapis plastik sebagai tempat untuk fermentasi.

2. Mencacah dan Menyusun Jerami

Cacah jerami menggunakan mesin pencacah agar ukurannya lebih seragam dan mudah di susun. Potongan kecil juga dapat membantu zat  mikroba fermentasi bekerja lebih efektif.

Susun jerami yang sudah di cacah dalam wadah fermentasi secara bertahap. Hindari menumpuk terlalu padat agar larutan fermentasi bisa meresap dengan baik ke seluruh bagian jerami.

3. Mencampurkan Larutan Fermentasi

Campurkan molase, EM4, dan dedak padi dengan air secukupnya, lalu aduk hingga merata. Larutan ini berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme fermentasi.

Lalu semprotkan atau siram larutan ke jerami sambil di aduk agar tercampur merata. Pastikan seluruh bagian jerami terkena larutan untuk hasil fermentasi yang optimal.

4. Memadatkan dan Menutup Wadah

Setelah semua bahan tercampur, padatkan jerami dengan cara diinjak atau ditekan menggunakan alat. Pemadatan ini bertujuan untuk mengurangi udara yang dapat menghambat fermentasi.

Kemudian tutup rapat wadah dengan plastik atau terpal agar udara tidak masuk. Pastikan tidak ada celah terbuka untuk menjaga kondisi anaerob yang diperlukan dalam fermentasi.

5. Menyimpan dan Menggunakan Fermentasi Jerami

Simpan jerami yang sudah difermentasi di tempat teduh selama 7–14 hari. Proses ini memungkinkan mikroba bekerja menguraikan jerami menjadi lebih bergizi.

Setelah fermentasi selesai, jerami akan beraroma segar seperti tape dan siap diberikan kepada sapi. Fermentasi ini membantu meningkatkan daya cerna sapi serta mendukung pertumbuhannya.

Kesimpulan

Fermentasi jerami basah adalah solusi praktis bagi peternak untuk meningkatkan kualitas pakan sapi dengan biaya yang lebih efisien. Proses ini membuat jerami lebih bernutrisi, mudah di cerna, dan tahan lebih lama, sehingga dapat menjadi alternatif pakan saat hijauan segar sulit di dapat.

Dengan bantuan mesin pencacah jerami, fermentasi menjadi lebih efektif dan merata. Jika dilakukan dengan benar, metode ini tidak hanya meningkatkan kesehatan dan produktivitas sapi tetapi juga membantu peternak mengurangi limbah pertanian.