Plastik

Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan

Dampak sampah plastik bagi lingkungan merupakan akibat negatif yang harus di tanggung alam karna keberadaan sampah plastik. Tak hanya lingkungan, dampak  sampah plastik juga dapat memengaruhi kesehatan. Hal ini perlu di perhatikan karena kehidupan manusia tidak terlepas dari penggunaan plastik di dalamnya. Oleh karena itu, di perlukan cara untuk dapat mengurangi dampak buruk yang di timbulkan sampah plastik.

6 Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan Hidup

Diketahui bersama bahwa sampah plastik baru bisa terurai secara sempurna dengan waktu yang begitu lama sekitar 100 hingga 500 tahun. Dengan sifat plastik yang sulit terurai tersebut dengan kandungan bahan di dalamnya ternyata memberikan banyak dampak negatif. Adapun dampak negatif tersebut, antara lain;

1. Pencemaran air

Sampah plastik, baik yang bentuknya masih utuh atau sudah hancur menjadi partikel kecil, bisa mengakibatkan pencemaran air.

Hal ini dapat terjadi karena plastik membawa zat kimia, seperti kongener dan pestisida, yang dapat mengontaminasi air serta meracuni dan merusak habitat makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya.

Ketika dikonsumsi oleh hewan laut, racun ini juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia bila sampai hewan laut tersebut diolah dan dikonsumsi.

2. Pencemaran tanah

Dampak sampah plastik selanjutnya adalah pencemaran tanah. Partikel mikro plastik, logam berat, dan zat kimia hasil dari proses penguraian plastik dapat masuk ke dalam lapisan tanah serta menempel pada tumbuhan yang tertanam di dalamnya, seperti sayuran dan buah-buahan.

Bila sayuran dan buah tersebut dikonsumsi oleh manusia, risiko terjadinya berbagai jenis penyakit pun dapat meningkat. Kontaminasi sampah plastik ini juga bisa membuat kondisi tanah menjadi tidak subur.

3. Pencemaran udara

Salah satu dampak yang juga membahayakan kesehatan manusia yakni dari aktivitas pembakaran sampah plastik yang kurang baik. Proses pembakaran yang kurang sempurna bisa mengakibatkan kurang terurainya partikel-partikel plastik dengan baik pula sehingga menjadi dioksin di udara.

Dioksin yang nantinya dihirup oleh manusia tersebut akan memicu timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker, gangguan sistem syarat, hepatitis, gejala depresi dan pembengkakan hati. Sangat jelas bahwa sampah plastik memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia karena polusi yang dihasilkan dari penggunaannya.

4. Mengacaukan Proses Rantai Makanan

Salah satu bahaya sampah plastik bagi lingkungan yakni mengacaukan proses rantai makanan. Tumpukan sampah plastik yang tersebar baik di air dan tanah bisa mempengaruhi organisme baik ukuran besar hingga yang terkecil di dunia seperti plankton.

Sampah plastik yang tertelan oleh organisme-organisme tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan dan juga kematian. Organisme bisa mengalami keracunan atau tersedak bahan plastik. Tidak hanya organisme yang ada di dalam tanah juga di dalam air hingga manusia sebagai predator puncak dalam keseluruhan rantai makanan.

5. Pemanasan Global

Kantong plastik menjadi salah satu penyebab masalah perubahan iklim yang sudah terjadi di dunia. Mulai dari proses produksinya hingga tahap pembuangan dan pengelolaannya, sampah plastik banyak menghasilkan gas rumah kaca ke atmosfer.

Plastik terbuat dari minyak bumi dan untuk melakukan produksi plastik membutuhkan kurang lebih 12 juta barel bahan baku minyak. Hal tersebut dikarenakan kantong plastik masih sangat digemari penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal untuk mengubah minyak bumi menjadi plastik diperlukan proses pembakaran yang bisa berkontribusi dalam masalah pemanasan global atau gas rumah kaca ke atmosfer.

6. Bahaya Banjir

Tumpukan sampah merupakan salah satu penyebab utama banjir yang sudah jadi rahasia umum. Terjadinya bencana banjir dalam suatu wilayah sering kali diiringi dengan penemuan tumpukan sampah plastik yang menyumbat saluran air dan sungai-sungai di area pemukiman warga. Namun, kesadaran akan pemakaian dan pengolahan sampah plastik masih sangat rendah di kalangan warga. Pembuangan sampah sembarangan di sungai atau saluran air lainnya masih marak diberitakan di berbagai wilayah di Indonesia.